Tenang, Bun! 10 Cara Mengatasi Tantrum Anak Tanpa Ribet
“Aduh, anakku ngamuk lagi! 😔
Pernah merasakan momen itu, Bun? Rasanya pengen nge-scream bareng si kecil, ya kan? 😅 Tenang, Bun! Tantrum adalah fase normal dalam perkembangan anak, dan kita, para orang tua, punya senjata rahasia untuk menghadapinya.
Tantrum: Bukan Monster, Tapi Pertanda!

Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan jeritan, tangisan, tendangan, bahkan lemparan benda. Anak-anak, terutama yang berusia antara 1-4 tahun, masih dalam proses belajar mengendalikan emosi. Mereka belum punya kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa frustasi, sedih, atau marah.
Fakta Menarik:
- Tantrum bukan tanda anak nakal! Tantrum adalah cara anak mengekspresikan emosi yang belum bisa mereka kendalikan.
- Tantrum punya tujuan: Anak ingin mendapatkan perhatian, menginginkan sesuatu, atau merasa frustrasi karena tidak bisa melakukan sesuatu.
- Tantrum bisa jadi “bahasa” anak: Perhatikan pola tantrum anak, seperti kapan, di mana, dan apa yang memicunya. Ini bisa jadi petunjuk untuk memahami kebutuhan mereka.

10 Cara Mengatasi Tantrum Anak Tanpa Ribet:
1. Bersikap Tenang dan Sabar:
Anak-anak cerdik, Bun. Mereka bisa merasakan emosi kita. Jika kita panik, mereka akan semakin panik! Cobalah untuk tetap tenang, bernapas dalam-dalam, dan fokus pada anak.
2. Berikan Perhatian Positif:
Tantrum bisa jadi cara anak menarik perhatian kita. Berikan pelukan, tatapan mata, dan kata-kata lembut. Biarkan mereka tahu bahwa kamu ada di sana untuk mereka.
3. Validasi Perasaan Mereka:
Katakan, “Aku mengerti kamu sedang marah karena tidak bisa bermain dengan mobil-mobilan.” Dengan mengakui emosi mereka, anak merasa didengarkan dan dihargai.
4. Tetapkan Batasan yang Jelas:
Jelaskan dengan tegas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Misalnya, “Tidak boleh melempar mainan.”
5. Berikan Pilihan:
Jika memungkinkan, berikan anak pilihan untuk mengendalikan situasi. Misalnya, “Mau minum susu atau jus?”
6. Alihkan Perhatian:
Jika anak mulai tantrum, alihkan perhatiannya dengan kegiatan lain yang menarik. Misalnya, ajak bermain petak umpet atau membaca buku cerita.
7. Hindari Hukuman:
Hukuman hanya akan membuat anak semakin frustrasi dan merasa tidak aman. Cobalah untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang positif dan mendukung.
8. Jangan Menyerah:
Tantrum bisa jadi proses yang melelahkan, tapi jangan menyerah! Tetap konsisten dengan aturan dan batasan yang kamu tetapkan.
9. Cari Penyebab Tantrum:
Perhatikan pola tantrum anak. Kapan, di mana, dan apa yang memicunya? Ini akan membantu kamu mengantisipasi dan mengatasi tantrum sebelum terjadi.