Dari Tangisan ke Pelukan: 10 Cara Jitu Ubah Tantrum Jadi Momen Bonding dengan Anak
Siapa di sini yang pernah merasakan gejolak emosi saat anak tantrum? Rasanya pengen nge-mute diri sendiri, kan? 😅 Tenang, kamu gak sendirian! Tantrum adalah fase normal dalam perkembangan anak, dan justru bisa jadi kesempatan emas untuk membangun bonding yang lebih kuat.
Bayangin, tantrum anak kayak gunung berapi yang siap meletus. Tugas kita bukan menghentikan letusannya, tapi jadi “guide” yang membantu memandu si kecil melewati erupsi emosional ini.
Nah, gimana caranya? Yuk, simak 10 cara jitu ubah tantrum jadi momen bonding:

1. Bersikap Tenang dan Empati:
Tantrum anak bisa bikin kita panik, tapi tahan dulu! Penting untuk tetap tenang dan berempati. Bayangin, anak kecil lagi belajar mengendalikan emosi, dan mereka belum punya kemampuan untuk ngungkapinnya dengan kata-kata.
Fakta Menarik: Menurut penelitian dari University of California, Berkeley, anak-anak yang dibesarkan dengan orang tua yang empati dan tenang cenderung lebih mampu mengendalikan emosi mereka di masa depan.
Jadi, saat anak tantrum, coba ucapkan dengan lembut, “Aku tau kamu lagi sedih/marah/kecewa, ya?”
2. Beri Pelukan dan Sentuhan:
Sentuhan fisik punya kekuatan magis dalam menenangkan anak. Saat anak tantrum, dekati dia dengan lembut, peluk, dan usap punggungnya. Sentuhan kasih sayang ini bisa menenangkan dan memberi rasa aman.
3. Validasi Emosi Anak:

Jangan pernah meremehkan emosi anak. Ucapkan, “Aku mengerti kamu marah karena…” atau “Aku tau kamu sedih karena…” Ini menunjukkan bahwa kamu mendengarkan dan memahami perasaannya.
4. Berikan Ruang dan Waktu:
Kadang, anak butuh ruang untuk menenangkan diri. Biarkan dia duduk di sudut ruangan atau di tempat yang aman. Jangan memaksanya untuk bicara atau bereaksi sebelum dia siap.
5. Hindari Menyalahkan atau Menghukum:
Menyalahkan atau menghukum anak saat tantrum justru akan memperburuk situasi. Ini akan membuatnya merasa tidak aman dan tidak dihargai.
6. Fokus pada Perilaku, Bukan pada Anak:
Alih-alih berkata, “Kamu anak nakal!” Cobalah, “Aku tidak suka kamu menendang kursi.” Fokus pada perilaku yang tidak diinginkan, bukan pada anak itu sendiri.
7. Gunakan Teknik Redireksi:
Alihkan perhatian anak dengan kegiatan yang menyenangkan. Ajak dia bermain, membaca buku, atau melakukan aktivitas yang menarik minatnya.
8. Ajarkan Strategi Mengatasi Emosi:
Ajarkan anak beberapa teknik sederhana untuk mengatasi emosi, seperti bernapas dalam-dalam, menghitung sampai sepuluh, atau menggambar perasaan mereka.
9. Jadilah Contoh yang Baik:
Anak belajar dengan meniru. Jadilah contoh yang baik dalam mengelola emosi. Tunjukkan bagaimana kamu menghadapi tantangan dengan tenang dan dewasa.
10. Bersabar dan Konsisten:
Mengubah pola perilaku anak membutuhkan waktu dan kesabaran. Tetap konsisten dengan strategi yang kamu pilih dan jangan menyerah!
Bonus Tips:
- Buat “Tempat Tenang”: Sediakan sudut ruangan yang nyaman dan aman untuk anak saat dia butuh ketenangan.
- Berlatih Pernafasan: Ajarkan anak teknik pernapasan sederhana, seperti bernapas dalam-dalam dan menghembuskan napas perlahan.